operasi skoliosis

Adakah Risiko Setelah Operasi Skoliosis?

 

Skoliosis merupakan masalah kesehatan yang tidak bisa disembunyikan karena secara langsung memengaruhi penampilan Anda. Sebab seseorang dengan skoliosis memiliki pola kurva tulang belakang yang berbeda dari orang kebanyakan. Karena memengaruhi penampilan inilah banyak penderitanya yang berusaha melakukan perawatan skoliosis dengan cara apapun agar dapat kembali seperti sediakala. Atau setidaknya, menjaga agar sudut lengkungan tidak semakin parah.

 

Salah satu cara perawatan dan pengobatan skoliosis adalah melalui pembedahan. Melansir dari situs orthoinfo.aaos.org, ada satu kondisi pasti yang menyebabkan Anda harus melalui pengobatan ini, yaitu ketika sudut lengkungan kurva sudah mencapai 45O– 50O. Pada orang dewasa, ketika sudut lengkungan berada pada angka tersebut maka operasi adalah langkah yang sangat dianjurkan. Sebab kondisi lengkungan berpotensi akan terus bertambah dan bisa memengaruhi fungsi organ tubuh lainnya.

Namun, pada anak-anak kondisi tersebut masih berada di area abu-abu. Atau bisa dikatakan langkah operasi boleh dilakukan atau tidak. Biasanya dokter bedah akan memutuskan perlu atau tidaknya setelah menganalisa kondisi anak serta perkembangan lengkungan kurva dari waktu ke waktu.

Hanya saja, mendengar kata operasi atau bedah pasti bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Anda sendiri mungkin merasa takut dan ragu untuk melakukannya meskipun sedang berada dalam kondisi tersebut. Apakah operasi aman? Apakah akan ada efek sampingnya? Dan sebagainya.

Tentu saja, semua tindakan bedah memiliki risikonya masing-masing, termasuk juga bedah skoliosis. Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi berdasarkan situs aboutkidshealth.ca:

  • Infeksi

Infeksi bisa terjadi pada dua area, yaitu bekas sayatan operasi dan juga area yang dibedah. Namun risiko terjadinya hanya 2%. Selain itu, infeksi juga dapat diatasi dengan penanganan pasca operasi yang tepat.

  • Komplikasi transfusi darah

Pada saat Anda melakukan operasi, Anda akan mendapatkan transfusi darah dari pihak lain. Terkadang darah yang ditransfusikan tidak dalam kondisi benar-benar bebas dari berbagai penyakit sehingga berpotensi menular pada Anda. Namun risiko ini dapat dikurangi dengan mendonorkan darah sendiri terlebih dahulu untuk stok saat operasi nanti.

  • Penyumbatan usus

Ileus yaitu kondisi di mana usus berhenti berkontraksi atau tersumbat bisa terjadi pada Anda pasca operasi. Akibatnya Anda tidak akan bisa makan atau minum dan semua kebutuhan nutrisi akan dimasukkan melalui selang. Namun kondisi ini akan segera membaik setelah beberapa hari dan hanya sekitar 2% saja yang mengalaminya.

  • Komplikasi neurologis

Komplikasi ini bisa cukup beragam, dari mulai melemahnya atau kehilangan kekuatan pada kaki atau tangan, berkurangnya kemampuan kontrol usus dan kandung kemih, serta beberapa hal lainnya. Namun risiko terjadinya kurang dari 1%.

  • Komplikasi paru-paru

Komplikasi ini umumnya terjadi jika operasi tidak hanya dilakukan di bagian belakang tulang belakang saja, tetapi juga bagian depan tulang belakang. Jika operasi hanya pada area belakang saja, risiko terjadinya komplikasi ini kurang dari 1%.

  • Pembekuan darah

Pembekuan darah atau munculnya gumpalan darah ini biasa terjadi pasca operasi karena Anda akan banyak berbaring setelahnya. Jika gumpalan darah ini pecah dan masuk ke organ paru-paru dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Namun, dokter biasanya akan memberikan obat yang berfungsi mencegah hal ini terjadi.

Yang namanya operasi, sangat wajar jika terdapat komplikasi setelahnya. Namun jangan terlalu khawatir karena dokter pasti akan berusaha sebaik mungkin untuk mencegah munculnya komplikasi. Jadi jika kondisi Anda memang mengharuskan untuk dilakukan pembedahan, Anda tidak perlu takut dan khawatir.