Migren atau sakit kepala sebelah merupakan penyakit neurologis yang dapat memicu gejala-gejala sakit lainnya. Adapun gejala-gejala lain yang dimaksud meliputi mual, muntah, susah bercakap-cakap, mati rasa atau kesemutan, sampai merasa peka terhadap cahaya atau suara.
Mengutip situs Healthline, migren adalah salah satu dari berbagai jenis penyakit turunan dan dapat menyerang semua usia. Penyakit ini ternyata memiliki beberapa jenis atau tipe, di antaranya adalah:
- Migren kronis. Jenis migren satu ini adalah tipe yang menyerang seseorang dalam durasi yang panjang. Dilansir dari laman Healthline, migren kronis biasanya membuat penderitanya merasakan sakit kepala sebelah lebih dari 15 hari dalam sebulan selama 3 bulan berturut-turut. Orang dengan migren kronis biasanya mengalami sakit kepala yang parah, cukup sulit bergerak di dalam rumah, sampai penyakit-penyakit kronis lain seperti radang sendi atau tekanan darah tinggi.
- Migren akut. Migren akut adalah jenis migren yang berada satu level di bawah migren kronis. Orang dengan kondisi ini juga mengalami sakit kepala sebelah berkepanjangan (maksimal 14 hari dalam sebulan), akan tetapi, orang dengan migren akut tidak diikuti beberapa kondisi lanjutan lain seperti orang dengan migren kronis.
- Migren vestibular. Jenis migren ini sering kali dikenal dengan istilah vertigo. Faktanya, empat dari sepuluh penderita migren sebetulnya memiliki bibit atau gejala migren vestibular. Gejala migren jenis ini dapat memengaruhi keseimbangan, menyebabkan rasa pusing, atau bahkan keduanya. Tidak heran jika orang yang memiliki vertigo akan merasakan pusing yang berlebihan hingga hilang daya imbang tubuhnya saat sakit kepala ini kambuh.
- Migren optik. Migren ini biasa disebut sebagai migren mata atau migren retina. Jelas bahwa asal sakit kepala ini adalah organ mata (retina)—tepatnya salah satu mata penderitanya. International Headache Society dalam situs Healthline mengungkapkan jika orang dengan jenis migren ini biasanya memiliki komplikasi dengan jenis migren lain.
- Migren menstruasi. Jenis migren ini ternyata memengaruhi hampir 60 persen wanita yang memiliki migren dengan tipe apa pun. Migren menstruasi juga bisa terjadi bukan hanya ketika seorang wanita sedang menstruasi, akan tetapi, sebelum, setelah, pun selama masa ovulasi berlangsung. Penelitian menunjukkan kalau migren satu ini memberikan rasa sakit yang lebih intens, bertahan lebih lama, dan menimbulkan rasa mual yang lebih signifikan.
Demikianlah ulasan tentang jenis-jenis migren. Selain kelima jenis di atas, ada juga migren kompleks, migren tanpa sakit kepala, migren hormonal, dan migren karena stres.
Semoga informasi di atas bermanfaat! (AP)